Sekilas Sejarah Isra Mi'raj, Perjalanan Nabi Muhammad ke Langit KetujuhDEWAN KARAWANNG -->

Advertisement

Sekilas Sejarah Isra Mi'raj, Perjalanan Nabi Muhammad ke Langit Ketujuh

Khalia Gadish Nihala
Senin, 27 Januari 2025

 Isra Mi'raj menjadi salah satu peristiwa penting bagi seorang Nabi Muhammad SAW. Sebagai dalam perjalanan spiritualnya tersebut, tampak kebesaran-kebesaran Allah Yang Maha Kuasa.

Ilustrasi malam Isra Mi'raj, sebuah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW hingga ke langit ketujuh.(Foto: Dok. Gramedia)

Peristiwa Isra Mi'raj terjadi pada tahun pertama sebelum Hijriyah, atau sekitar tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi'raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke 10 ke-nabian.

Hal ini seperti dikutip dari buku Mukjizat Isra Mi'raj dan Kisah 25 Nabi-Rasul karya Winkanda Satria Putra. Peristiwa Isra Miraj diceritakan langsung dalam Al-Qur'an.

Sebagaimana dikutip dari surah Al Isra ayat 1, yang artinya: "Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya. Agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat."

Sementara kisah Mi'raj (naik ke langit) disebutkan Allah SWT dalam surat Al-Najm ayat 13-18, Artinya: Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.

Lantas bagaimana sejarah lengkap dari Isra Mi'raj. Sebuah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW hingga ke langit ke tujuh?

Sejarah Isra Miraj

Kebanyakan orang sering menggabungkan Isra Mi'raj sebagai sebuah peristiwa yang sama. Padahal, sebenarnya Isra dan Mi'raj merupakan dua peristiwa yang berbeda.

Isra adalah peristiwa ketika Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Sementara Mi'raj adalah peristiwa Rasulullah dinaikan ke langit ketujuh dari Masjidil Aqsa hingga Sidratul Muntaha.

Di sinilah beliau mendapatkan wahyu untuk melaksanakan shalat lima waktu langsung dari Allah. Mengutip buku Meneladani Rasulullah melalui Sejarah karya Sri Januari Rahayu, berikut ini adalah kisah perjalan Isra Mi'raj Rasulullah SAW:

Perjalanan Isra (Makkah ke Masjidil Aqsa)

Menurut riwayat yang sahih, pada malam peristiwa Isra Mi'raj, Rasulullah didatangi oleh Malaikat Jibril untuk membersihkan jantung Rasulullah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah meriwayatkan bahwa Malaikat Jibril membelah dadanya dari bawah leher hingga ke atas pusar kemudian mengambil jantung dan mencucinya menggunakan air zamzam pada sebuah tempayan yang terbuat dari emas dan berisi keimanan.

Setelah itu Rasulullah berangkat ke Baitul Maqdis atau sekarang lebih dikenal dengan Masjidil Aqsa bersama Malaikat Jibril dengan mengendarai Buraq. Tatkala Rasulullah ingin menaikinya, tiba-tiba sang Buraq tidak mau dinaiki olehnya.

Melihat hal tersebut, Malaikat Jibril berkata, "Apakah kau akan melakukan demikian bagi Muhammad?. Tidak seorang pun yang pernah menunggangimu lebih mulia dari Muhammad."

Setelah mendengar perkataan Malaikat Jibril tersebut, Buraq pun akhirnya bersedia ditunggangi oleh Rasulullah. Buraq adalah hewan yang sangat cepat, kakinya akan sampai pada pandangan mata terjauh.

Rasulullah singgah di Masjidil Aqsa dan mengikat Buraq di pintu masjid. Beliau masuk kemudian melakukan salat dua rakaat dan diriwayatkan saat salat di Masjidil Aqsa, Rasulullah menjadi imam bagi para nabi sebelumnya.

Dalam perjalanan dari Makkah menuju Masjidil Aqsa, ada beberapa kejadian yang dialami Rasulullah, di antaranya:

1. Rasulullah dikejar Jin Ifrit yang membawa sebuah api yang menyala di tangannya, setiap Rasulullah menoleh, selalu terlihat Jin Ifrit tersebut. Kemudian Malaikat Jibril mengajarkan sebuah doa kepada Rasulullah yang dapat membuat api Jin Ifrit padam dan tersungkur di atas mulutnya.

2. Rasulullah mencium aroma yang sangat harum dan Malaikat Jibril mengatakan bahwa harum tersebut berasal dari seorang penyisir rambut putri Firaun dan anak-anaknya. Mereka mati dimasukkan ke dalam minyak panas karena mempertahankan tauhidnya.

3. Rasulullah juga melihat seorang laki-laki yang mengumpulkan banyak kayu bakar. Setelah mengumpulkan kayu bakar yang banyak laki-laki itu tidak bisa memikulnya, sedang dia ingin menambah lagi.

Jibril berkata, bahwa laki-laki itu adalah orang yang banyak menerima amanah dari orang-orang. Tetapi tidak bisa menunaikan amanah tersebut.

4. Rasulullah ditawarkan susu dan khamar oleh Malaikat Jibril dan beliau memilih susu. Kemudian, Malaikat Jibril berkata kepadanya, "Engkau telah diberi petunjuk sesuai fitrah, andai kata kau memilih khamar, tentu umatmu akan sesat."

Perjalanan Mi'raj (Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha)

Setelah melaksanakan salat dua rakaat di Masjidil Aqsa, Jibril memegang tangan Rasulullah kemudian membawanya ke langit pertama atau disebut juga dengan langit dunia. Sesampainya di pintu langit pertama, Jibril meminta malaikat penjaga untuk membukakan pintu.

Malaikat penjaga pintu bertanya, "Siapa engkau?". Jibril menjawab, "Aku Jibril."

Malaikat penjaga pintu kemudian bertanya lagi, "Siapa yang bersamamu?". Jibril pun kembali menjawab, "Muhammad."

Mendengar jawaban malaikat Jibril, para malaikat yang sudah mengetahui perihal pengangkatan Rasulullah. Tetapi tidak mengetahui seperti apa rupanya, kembali bertanya, "Apa dia sudah diutus?"
Jibril pun menjawab, "Ya."

Malaikat penjaga pun membuka pintu seraya berkata, "Selamat datang, Muhammad. Sungguh orang terbaik di antara yang baik telah datang."

Tatkala melewati pintu langit pertama, Rasulullah melihat seorang laki-laki yang di sebelah kanannya ada ruh, begitu pula di sebelah kirinya. Jika memandang ke sebelah kanan, dia akan tertawa, tetapi jika memandang ke sebelah kiri dia akan menangis.

Melihat hal tersebut Rasulullah bertanya, "Siapakah dia, wahai Jibril?"

"Dia adalah bapakmu Adam. Berilah salam kepadanya."

Rasulullah pun mengucapkan salam kepada Nabi Adam, dan Nabi Adam menjawab salam Rasulullah seraya berkata, "Selamat datang wahai putraku yang saleh dan nabi yang saleh." Kemudian Nabi Adam mendoakan Rasulullah.

Rasulullah bertanya kepada Jibril penyebab Nabi Adam tertawa jika melihat ke kanan dan menangis jika melihat ke kiri. Jibril menjawab, di sebelah kanan adalah ruh-ruh keturunan Nabi Adam yang akan masuk surga, sedangkan yang berada disebelah kiri adalah ruh-ruh yang akan masuk neraka.

Setelah dari langit pertama, Rasulullah dibawa Jibril ke langit kedua. Pada pintu yang kedua pun, Jibril meminta malaikat penjaga untuk membukakan pintu.

Malaikat penjaga pintu kedua juga bertanya mengenai siapa dirinya. Malaikat Jibril menjawab bahwa dia adalah Jibril dan datang bersama Rasulullah.

Malaikat penjaga pintu langit kedua bertanya, "Apakah dia sudah diutus?"
"Ya."
Pintu pun terbuka kemudian sang malaikat penjaga pintu berkata, "Selamat datang, Muhammad, sungguh manusia terbaik telah datang."

Rasulullah didampingi Jibril masuk ke dalam langit kedua dan di sana beliau bertemu dua pemuda. Jibril berkata kepadanya, "Ya Rasulullah, inilah Yahya bin Zakaria dan ini adalah Isa bin Maryam, ucapkanlah salam kepada keduanya."

Rasulullah memberikan salam kepada kedua nabi tersebut, "Assalamualaikum."

Lalu, kedua nabi itu menjawab, "Waalaikumsalam. Selamat datang pada saudara yang saleh juga nabi yang saleh."
Keduanya pun mendoakan Rasulullah.

Malaikat Jibril kemudian membawa Rasulullah naik ke langit yang ketiga dan malaikat penjaga pintu bertanya seperti malaikat-malaikat penjaga pintu sebelumnya. Setelah mendengar jawaban Jibril, pintu langit ketiga pun terbuka.

Tatkala melewati langit ketiga Rasulullah melihat Nabi Yusuf. Jibril berkata, "Ya Rasulullah, inilah Yusuf, ucapkan salam kepadanya."

Rasulullah mengucapkan salam dan Nabi Yusuf menjawabnya, "Waalaikumsalam, selamat datang saudaraku yang saleh dan nabi yang saleh."

Kemudian Nabi Yusuf mendoakan Rasulullah. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah berkomentar mengenai Nabi Yusuf yang telah diberikan setengah ketampanan dunia kepadanya.

Sampai di langit keempat, Jibril mengeruk pintu langit keempat dan malaikat penjaga pintu bertanya mengenai siapa mereka. Setelah mengetahui yang datang adalah Malaikat Jibril dan Muhammad, langit pintu keempat dibuka.

Di langit keempat, Rasulullah bertemu dengan Nabi Idris. Rasulullah mengucapkan salam dan Nabi Idris menjawab, "Selamat datang wahai saudara yang saleh dan nabi yang saleh."
Seperti dalam firman Allah dalam Al-Qur'an, Allah menyebutkan bahwa Nabi Idris diangkat ke langit yang tinggi.

Pada langit kelima, Rasulullah bertemu dengan Nabi Harun. Beliau memberikan salam kepadanya yang dijawab oleh Nabi Harun, "Selamat datang kepada saudara yang saleh dan nabi yang saleh."

Malaikat Jibril kemudian membawa Rasulullah ke langit keenam. Setelah terjadi percakapan seperti dilangit-langit sebelumnya, Rasulullah masuk bersama Malaikat Jibril.

Di langit keenam, Rasulullah bertemu dengan Nabi Musa, Jibril berkata, "Ya Rasulullah, ini adalah Musa, berikan salam kepadanya."
Rasulullah memberikan salam kepada Musa, "Assalamualaikum."
Nabi Musa menjawab salam dan berkata, "Selamat datang kepada saudara yang saleh dan nabi yang saleh."

Tatkala Rasulullah melewatinya, Nabi Musa pun menangis. Rasulullah bertanya, "Apakah yang membuatmu menangis, wahai Musa?"
"Aku menangis karena ada pemuda yang diutus setelahku yang umatnya masuk surga lebih banyak daripada umatku."

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah menggambarkan Nabi Musa sebagai lelaki yang berkulit kehitaman, tinggi dan kekar.

Setelah itu, sampailah Rasulullah ke langit yang ketujuh. Saat melewati langit ketujuh, Rasulullah melihat Nabi Ibrahim sedang duduk bersandar di Baitulmakmur.

Baitulmakmur adalah Ka'bah khusus bagi penduduk langit dan setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat yang masuk ke sana dan tidak pernah kembali untuk kedua kalinya.

Malaikat Jibril berkata kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, ini adalah nenek moyangmu maka ucapkanlah salam kepadanya."
Rasulullah pun mengucapkan salam kepada Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim menjawab, "Waalaikumsalam, selamat datang cucu yang saleh dan nabi yang saleh."

Diriwayatkan Nabi Ibrahim berkata kepada Rasulullah, "Ya Muhammad, sampaikanlah pada umatmu salam dariku dan kabarkanlah kepada mereka bahwa surga itu tanahnya sangat baik, airnya segar, datarannya datar, serta tumbuhannya adalah subhanallah, alhamdulillah, laa illahailallah, allahu akbar."

Kemudian, Rasulullah diajak Malaikat Jibril masuk ke dalam surga. Rasulullah meriwayatkan, dalam surga, beliau melihat kubah yang terbuat dari mutiara. Beliau juga melihat empat sungai yang satu sungai berisi air tawar, satu sungai lagi berisi susu, kemudian sungai yang berisi khamar, serta sungai yang berisi madu. Sungai-sungai tersebut mengalir tanpa adanya lubang di tanah, tetapi mengalir di atas tanah.

Kemudian, di sana Rasulullah melihat seorang bidadari yang sangat cantik. Beliau bertanya, "Siapakah engkau?"
Sang bidadari menjawab, "Aku adalah bidadari Zaid bin Haritsah."

Kemudian, Rasulullah naik bersama Jibril ke Sidratul Muntaha. Rasulullah menggambarkan Sidratulm Muntaha adalah sebuah pohon yang sangat besar seperti berada di penghujung langit.

Buahnya besar seperti kendi air, daunnya besar seperti telinga gajah dan ditutupi dengan warna yang Rasulullah sendiri tidak tahu. Rasulullah berkata, "Tidak ada seorang pun yang mampu menyafati Sidratul Muntaha karena keindahannya."

Di Sidratul Muntaha, Rasulullah melihat wujud asli Malaikat Jibril untuk kedua kalinya. Jibril mengenakan pakaian berwarna hijau yang terbuat dari sutra dan memiliki enam ratus sayap, yang setiap sayapnya jika dibentangkan akan menutupi cakrawala. Jika sayapnya dibentangkan akan terlihat permata, mutiara dan benda-benda berwarna-warni yang berkilauan sangat indah.

Tiba-tiba datang seperti awan yang menutupi Sidratul Muntaha. Jibril pun mundur dan Rasulullah naik ke tempat yang bahkan Jibril tidak berani naik sendirian.

Di tempat itu Rasulullah mendengar suara goresan pena yang sering disebut oleh ulama sebagai penarik takdir. Di sanalah Rasulullah menerima wahyu untuk melaksanakan salat sebanyak lima puluh kali sehari semalam. Rasulullah pun menerimanya.

Rasulullah turun hingga langit keenam beliau bertemu dengan Nabi Musa kembali dan Nabi Musa bertanya, "Apa yang Allah wahyukan kepadamu?"
Rasulullah menjawab, "Allah telah mewahyukan untuk melaksanakan salat lima puluh kali sehari semalam."

Maka Nabi Musa pun berkata, "Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan. Umatmu tidak akan mampu salat lima puluh kali sehari semalam. Sungguh aku sudah mempunyai pengalaman dengan umat-umat sebelum umatmu. Sungguh aku menghadapi Bani Israil sangat sulit. Kembalilah ke Tuhanmu, dan mintalah keringanan."

Rasulullah pun kembali ke atas dan meminta keringanan kepada Allah. Allah mengurangi lima jumlah salat menjadi empat puluh lima kali. Rasulullah pun turun kembali dan bertemu Nabi Musa.

Nabi Musa pun kembali berkata, "Kembalilah ke Tuhanmu. Umatmu tidak akan mampu."

Rasulullah berkata dalam riwayat bahwa beliau terus bolak-balik antara Allah dengan Musa hingga jumlah salat pun menjadi lima waktu dalam sehari semalam. Allah berkata, "Ya, Muhammad, lima waktu sehari semalam. Setiap salat nilainya sepuluh maka nilainya tetap lima puluh waktu sehari semalam."

Kemudian, Rasulullah kembali turun dan berkata kepada Nabi Musa, "Wahai Musa, tinggal lima."
Nabi Musa berkata, "Kembali kepada Tuhanmu, mintalah keringanan. Umatmu tidak akan mampu."

Akan tetapi kali ini Rasulullah menolak seraya berkata, "Aku sudah bolak-balik ke Tuhanku, ya, Musa, aku malu."

Setelah itu, Rasulullah pun turun.
Tatkala turun ia mendengar suara yang berkata, "Aku telah menurunkan kewajiban-Ku dan telah Kuberi keringanan kepada hamba-hamba-Ku." (*)