Ketua TikTokers: Hello Pemkab dan Dinkes Karawang, Ada Bocah Balita Mengidap Penyaklit Hidrosefalus di Cilamaya Kulon
Hj, Sri Rahayu Agustina, Ketua TikTokers Karawang, yang juga merupakan anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, kunjungi kediaman Nadia Maha Wira, bayi umur 7 bulan yang menderita penyakit hedrosefalus.
Mak Sri sapaan akrab Sri Rahayu Agustina, langsung mendatangi rumah bocah tersebut yang berada di Dusun Tangkolo, Desa Tegalurung, Kecamatan Cilamaya Kulon,pada Jum'at sore,(7/2/2025).
"Kami bersama teman-teman TikTokers Karawang langsung mengunjungi kediaman Nadia yang menderita pentakit Hidrosefalus karena iba dan sekaligus melihat kondisi yang sebenarnya," ucap Mak Sri.
Mak Sri tegaskan, kami berharap pihak pemerintah Pemkab Karawang harus cepat ambil langkah dengan melakukan tindakan menangani untuk pengobatan Nadia karena kondisinya memprihatinkan.
"Mau bagaimanapun juga pihak pemerintahan harus pro aktif dan serius dalam menangani Nadia ini, terlebih kondisi kedua orang tua Nadia tergolong keluarga tidak mampu," ungkapnya.
Lebih lanjut Mak Sri sebutkan dirinya akan meminta pihak Pemkab, terutama Dinas Kesehatan Karawang, untuk segera datangi dan melakukan tindakan tepat untuk misal membawa segera Nadia ke RSUD agar penyakitnya cepat di tangani secara serius.
"Tidak ada lagi pengecualian pihak dari Pemkab Karawang, dan dinas terkait harus turun tangan dan jangan biarkan bocah ini menderita penyakit seperti ini," Pungkasnya.
Sebagai bahan informasi sekilas, Hidrosefalus merupakan kondisi di mana terdapat penumpukan cairan dalam rongga otak yang berlebihan sehingga menyebabkan tekanan di dalam kepala meningkat. Hidrosefalus yang terjadi pada bayi dapat mengakibatkan ukuran kepala membesar. Dalam keadaan normal, memang terdapat cairan otak yang mengisi ruangan-ruangan (ventrikel) di dalam otak.
Cairan dalam rongga otak yang dimaksud bernama cairan serebrospinal, yaitu cairan bening dan tidak berwarna yang mengalir di dalam serta sekitar otak dan sumsum tulang belakang. Cairan ini berfungsi untuk menjaga otak tetap mengambang di rongga kepala, menjadi bantalan dan melindungi otak dari benturan, menjaga keseimbangan tekanan di dalam otak, serta membuang produk sisa metabolisme otak.
Penumpukan cairan serebrospinal yang berlebihan dapat disebabkan oleh tidak seimbangnya produksi cairan serebrospinal dengan penyerapan kembali cairan tersebut, misalnya karena terdapat sumbatan pada saluran cairan otak, penyerapan yang tidak maksimal, atau produksi yang berlebihan. Padahal, peningkatan tekanan di dalam kepala yang terlalu tinggi akibat hidrosefalus dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan otak dam menghambat pembentukan sel saraf baru, yang nantinya dapat mengganggu tumbuh kembang anak; serta dapat menimbulkan berbagai macam gangguan fungsi otak lainnya, bahkan kematian.
Hidrosefalus yang terjadi pada bayi umumnya akibat infeksi saat kehamilan. Infeksi tersebut disebabkan oleh cytomegalovirus (CMV), rubella, mumps, sifilis, atau toksoplasma. Sementara itu, hidrosefalus yang baru terjadi setelah lahir (acquired hydrocephalus) umumnya disebabkan karena penyakit di otak yang menimbulkan gangguan sirkulasi cairan otak. Misalnya karena perdarahan otak, tumor otak, radang otak atau radang selaput otak.(**)